Setiap orang tua pasti mendambakan
anaknya agar dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Terdapat beberapa
tahap perkembangan pada Si Kecil, salah satunya adalah perkembangan motorik.
Perkembangan motorik anak merupakan salah satu aspek yang perlu Bunda
perhatikan agar anak dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik.
Dalam tulisan ini, Bunda akan belajar
tentang apa saja tahap perkembangan motorik, contoh-contohnya, serta bagaimana
melatih hal tersebut. Mari kita mulai.
Apa
itu Perkembangan Motorik Anak dan Mengapa Penting?
Perkembangan motorik adalah proses
tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan
motorik anak sejalan dengan kematangan saraf dan ototnya, sehingga setiap
gerakan merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan
sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
Perkembangan motorik anak dibagi menjadi
dua, yaitu motorik kasar dan halus.
- Motorik kasar adalah
gerakan yang dilakukan anak dengan melibatkan kelompok otot-otot besar,
seperti lengan, kaki, betis, atau seluruh tubuh anak. Contoh gerakan
motorik kasar anak adalah merangkak, berlari, melompat, melempar, dan
lainnya.
- Sementara itu, motorik halus adalah
gerakan yang melibatkan otot-otot kecil dalam tubuh anak, seperti tangan,
jari, dan pergelangan tangan. Contoh gerakan motorik halus anak adalah
mencoret kertas, menggambar, menggoyangkan jempol, dan menyusun balok
menjadi menara. Selain motorik, kegiatan ini juga termasuk dalam
perkembangan kognitif balita.
Perlu diketahui bahwa perkembangan
motorik setiap anak tidak sama, tetapi tergantung pada proses kematangan
masing-masing anak. Hal ini penting untuk diperhatikan agar segala
keterlambatan atau gangguan pada perkembangan motorik anak bisa segera
terdeteksi dan dikoreksi. Keterlambatan yang tidak diperhatikan bisa saja akan
berpengaruh ke perkembangan motorik kasar dan halus lainnya.
Mengapa perkembangan motorik sangat
penting? Setidaknya ada beberapa alasan, di antaranya:
- Mampu meningkatkan perkembangan kognitif
(kecerdasan) anak
- Membangun rasa percaya diri dan kemandirian pada
anak
- Meningkatkan tingkat fokus anak terhadap suatu
objek
- Mampu merangsang kreativitas dan imajinasi yang
luas
- Membantu mempererat hubungan orangtua dan anak
Tahapan
Perkembangan Motorik Anak Usia Dini
Perkembangan motorik anak terbagi ke
dalam beberapa tahapan usia, yaitu:
1.
Usia 0-3 Bulan
Ketika memasuki usia 3 bulan, Si Kecil
akan belajar untuk mengangkat kepala dan dadanya dari lantai. Pada usia ini, Si
Kecil masih menggenggam erat jemarinya. Untuk melatih motorik halusnya, Bunda
dapat memberikan benda yang dapat digenggam Si Kecil, memberikan sentuhan halus
pada jarinya, atau menyilangkan tangan Si Kecil untuk menguatkan otot
lengannya.
2.
Usia 4-6 Bulan
Pada usia ini, Si Kecil mulai bisa
memiringkan badannya ke kanan dan kiri, tengkurap, menggulingkan badan, serta
menggunakan tangan untuk membantunya duduk. Sementara itu, Si Kecil akan mulai
mengeksplorasi mainan dengan menggenggam serta menggapainya, dan hal ini
menunjukkan perkembangan motorik halus Si Kecil.
3.
Usia 7-9 Bulan
Si Kecil sudah terlihat lebih kuat
dengan kemampuan meraih mainan sendiri tanpa jatuh. Selain itu, Ia sudah bisa
merangkak, duduk, dan belajar berdiri sendiri. Sementara motorik halusnya terus
berkembang dengan kemampuan menggapai mainan dengan dua tangan, serta mengambil
benda yang lebih kecil dengan ibu jari dan jari telunjuknya.
4.
Usia 10-12 Bulan
Pada rentang usia 10-12 bulan, motorik
kasar Si Kecil semakin meningkat, yang dimana ia sudah pandai berdiri dan
melangkahkan kaki untuk belajar berjalan. Selain itu, ia juga sudah mampu duduk
tanpa topangan di belakangnya dan memutar kepala tanpa kehilangan keseimbangan.
Sedangkan tanda berkembangnya motorik
halus Si Kecil dapat Bunda lihat dari cara Si Kecil mempertahankan keseimbangan
dengan posisi duduknya, saat ia melempar bola, dan bertepuk tangan.
5.
Usia 1-2 Tahun
Di usia ini, motorik kasar Si Kecil
terus berkembang, yang dimana ia sudah mampu berjalan dengan baik, berjalan
mundur, naik tangga, menarik dan mendorong benda berat, serta berdiri di kursi
tanpa pegangan. Begitu juga dengan kemampuan motorik halusnya, Si Kecil sudah
dapat menyusun menara dari balok, mencoret-coret, dan belajar melepas
pakaiannya.
6.
Usia 2-3 Tahun
Pertumbuhan fisik Si Kecil semakin kuat
di usia ini. Dan motorik kasar Si Kecil terus meningkat, yang ditunjukkan
dengan kemampuannya dalam menaiki tangga, menendang bola, membuka dan memakai
pakaian sendiri, memungut dan membawa benda kecil dengan mudah.
Selain itu, kemampuan motorik halusnya
juga semakin berkembang, yang dimana ia sudah dapat menggunting kertas, membuat
lingkaran serta mencoret sesuai keinginan, dan banyak lainnya.
7.
Usia 3-4 Tahun
Pada usia ini Si Kecil sudah bisa
berjalan dengan mengayunkan tangan, mampu menuruni tangga dengan dua kaki. Selain
itu, peningkatan motorik kasar Si Kecil ditunjukkan dengan kemampuannya dalam
berdiri di salah satu kaki selama 5-10 detik, melompat, dan memanjat.
Sementara itu, motorik halus si Kecil
pun ikut menunjukan kemajuan, yang dimana Si Kecil sudah pandai meronce,
menyusun puzzle, dan menuangkan cairan ke dalam botol dengan hati-hati, serta
banyak lainnya.
Cara
Menstimulasi Perkembangan Motorik Anak
Kendati Si Kecil secara bertahap akan
melalui fase-fase perkembangan motorik, Bunda yang ikut mendampingi pasti akan
menambah rasa percaya diri dan kasih sayang dalam diri Si Kecil. Ada beberapa
cara yang bisa Bunda lakukan untuk menstimulasi motorik Si Kecil, yaitu:
1.
Melatih Tengkurap
Salah satu cara untuk menstimulasi
perkembangan motorik kasar Si Kecil adalah dengan melatih Si Kecil untuk
tengkurap. Pada usia 6 minggu hingga 1 bulan, Bunda harus menahan bagian kepala
dan leher ketika menggendong Si Kecil.
Sekitar usia 1-3 bulan, sesekali
membalikkan badan Si Kecil atau membuatnya tengkurap untuk melatih kekuatan
otot lehernya. Selain itu, Si Kecil akan belajar mengangkat kepala dan dada
bertumpu pada kedua tangannya dan dengan sendirinya ia akan belajar tengkurap.
Gerakan ini diperlukan untuk melatih otot-otot leher Si Kecil.
2.
Melatih Merangkak
Selain tengkurap, Bunda juga dapat
menstimulasi perkembangan motorik kasar Si Kecil dengan melatihnya untuk
merangkak. Setelah Si Kecil mulai belajar tengkurap, di usia sekitar 6 bulan,
Si Kecil akan mulai mencoba berguling-guling dan merangkak agar bisa berpindah
tempat.
Bunda bisa mendorong atau
menstimulasinya dengan memperlihatkan mainan agar Si Kecil tertarik menghampiri
sambil merangkak. Tempatkan pula bantal sebagai penghalang untuk melatih
ketangkasan dan rasa percaya diri Si Kecil ketika merangkak.
3.
Melatih Duduk
Cara untuk menstimulasi perkembangan
motorik kasar anak selanjutnya adalah melatih Si Kecil untuk duduk. Tahapan
melatih duduk pada Si Kecil di sekitar usia 4-7 bulan, tepatnya saat Si Kecil
sudah bisa berguling-guling dan menahan kepala dengan kuat. Di usia 8 bulan,
bahkan Si Kecil sudah mampu duduk sendiri tanpa bantuan.
Untuk melatih posisi duduk, Bunda bisa
meletakkan mainan di lantai, lalu mainan diangkat sehingga Si Kecil
mendongakkan kepala mengikuti gerakan tangan ibu. Selain itu, Bunda juga dapat
mendudukkan Si Kecil, kemudian tempatkan mainannya di sekitar Si Kecil tetapi
di luar jangkauannya, sehingga ia akan mencoba meraih mainan tersebut.
4.
Melatih Berjalan
Salah satu cara untuk menstimulasi
perkembangan motorik kasar anak yang terakhir adalah dengan melatih Si Kecil
untuk berjalan. Ketika Si Kecil sudah usia 9-12 bulan, maka ia akan belajar
melangkah untuk pertama kali. Sebelum berjalan, pada usia 8 bulan Si Kecil akan
mencoba fase berdiri dengan berpegangan pada benda-benda yang berada di
sekitarnya.
Bunda dapat melatih Si Kecil dengan cara
memegang kedua tangannya atau memberi alat bantu berjalan seperti mainan yang
bisa didorong dan sejenisnya. Ajari pula Si Kecil untuk menekuk lutut agar ia
bisa mencoba duduk kembali usai berdiri atau berjalan. Si Kecil akan mulai
berdiri ketika kakinya sudah kuat menopang tubuhnya saat berjalan.
Demikianlah tahapan perkembangan motorik
anak berdasarkan usianya dan cara untuk menstimulasi motoriknya. Selain itu,
perlu Bunda ketahui bahwa jika motorik kasar Si Kecil terus berkembang, maka
secara tidak langsung motorik halusnya juga berkembang.
Meski demikian, Bunda juga perlu
menstimulasi motorik halus Si Kecil, supaya jemarinya dapat berfungsi dengan
baik. Jangan lupa untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Si Kecil agar ia dapat
bertumbuh dan berkembang dengan baik.